HUJAN KATA DI KUCHING,
HUJAN RASA DI BANDUNG
#MALINDO
I
Tidakkah hujan, Lebih Riang Malam ini..
I
Tidakkah hujan, Lebih Riang Malam ini..
Mereka bermain berkawan bergembira..
Menarik udara menjadi sejuk
Membawa hati seseorang pada mimpinya..
II
Hujan itu penglipur lara,
Mencoret ceritera dari sebuah rasa.
Dipersimpangan duka lara dan juga damai bahagia,
Juga ingatan termanis atau juga
Tragis sebuah tangis,
Bercampur dalam benak.
Getar memecah menyelubungi.
Kesendirianku menggenggam doa terindah
Yang kutitip buat Tuhan
Demi esok yang tetap ku harapkan berhujankan
Damai yang kusyukuri.
III
Malam ini,
Ingin lagiku ulangi
mendengarkan instrumental alam
yang membuatku tidak ingin kembali.
Di antara ada doa yang di Aamiin kan..
Tidak berharap lebih,
Tidak bermimpi tinggi,
Hanya ingin membuka cerita
Dari setiap denting mu.
Hujan,
Kini kembali membawa cerita lama
Dari teman baru.
IV
Kedinginan menjarah kalbu,
Hujan punya bicara,
Diri ini punya rasa,
Kukira tinta kata juga punya jalannya,
Menari seiring
Nada
Cinta
Jiwa
Puja,
Rencana,
dan
Seadanya.
AH !
Ini rayu menderu rindu
Ini rayu menderu rindu
Yang dulu adalah lapangan syahduku.
Teman Baru mengingatkan aku
Pada buku disuatu masa dahulu,
Dalam Hujan mengutus memori buta
menyuluh kenangan.
Asyik ?
Mana mungkin kata dan jiwa mudah dipisahkan masa.
Belajar dari doa yang dari rasa.
Melontarkan kata yang yakin dipercaya
tetap ada di sisi Yang Maha Punya Segala.
V
Biarkan hujan malam ini mencorat cerita dan rasa,
Dari dua tanah terpisah samudera.
Sementara baris - baris karya coretan bersama
Menyimpan nyawa dan harga.
** Terima kasih buat Sahabat Pena dari bandung, Nadya yang sudi berkolaborasi untuk Puisi ini. Semoga jadi kenang-kenangan yang seadanya.
Tanggal 20 Mei 2021
Kuching-Bandung
#DaerahTiadaBernama
#Nadya